Tanah Air
Pada batasan, bukit barisan
Memandang aku, ke bawah memandang;
Tampaklah hutan rimba dan ngarai;
Lagi pun sawah sungai yang permai;
Serta gerangan, lihatlah pula,
Langit yang hijau bertukar warna
Oleh pucuk, daun kelapa;
Itulah tanah, tanah airku
Sumatera namanya, tumpah darahku
Sesayup mata, hutan semata
Begunung bukit, lemah sedikit
Jauh di sana, di sebelah situ,
Dipagari gunung satu persatu
Adalah gerangan sebuah surga,
Bukannya janat bumi kedua
-Firdaus melaju di atas dunia!
Itulah tanah yang kusayangi,
Sumatera namanya, yang kujunjungi
Pada batasan, bukit barisan
Memandang ke pantai, teluk permai;
Tampaklah air, air segala
Itulah laut, samudera hindia
Tampaklah ombak, gelombang berbagai
Memecah ke pasir, lalu berderai
Ia memekik, berandai-andai
“Wahai Andalas, Pulau Sumatera, harumkan nama Selatan Sumatera”
nambah daftar list mas
BalasHapusPuisi Puteri imperialism | Angin memecut disimpang jalan | Seorang burjuis berdiri sendirian. | Semalam di suatu kampung | Bagai kabut mengambangdalam caya purnama | Kabut-kabut hari menimpa senja. | Sahabatku, saudara, manusia yang lesu | Nasehati daku sampai saat ajalku! | Apa dicari dalam yang baru? | Lagu hati yang tersinggung | Algojo kemerdekaan, orang ulung, dan kemegahan | Puisi ada damai didalam badai. | Puisi Sang Nabi | Puisi Gairah hidup yang mati | Puisi Kepada penyair | Puisi Gerhana matahari | Puisi Cinta Tidak Lucu | Puisi Internet Telkom Lambat | Puisi Ucapan Selamat Tahun Baru 2013 | Puisi Jatuh Cintakah Aku Padamu | Puisi Cinta Kau Aku Dan Masa Lalu | Puisi Kenangan Indah Tak Terlupakan | Puisi Rayuan Gombal Maut | Puisi Hati Galau Sendiri | Puisi Anak Jalanan